Gampong Murong merupakan salah satu perkampungan penduduk yang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan beberapa gampong lain yang berada di Kecamatan Samudera. Gampong ini terletak di Kemukiman Langgahan 3 km dari Makam Sulthan Malikussaleh.
Gampong Murong telah berdiri sebelum Kerajaan Aceh Darussalam Masuk kedalam Wilayah NKRI. Sebelum adanya sungai Pase yang sekarang, aliran sungai pase masih mengalir mengelilingi gampong murong yang ketika itu dinamakan dengan Gampong Pante. Gampong pante memiliki 4 dusun dan wilayahnya sampai ke Wilayah Gampong Blang Kabu yang dulunya masih merupakan sebuah dusun dalam wilayah Gampong Pante.
Setelah di bukanya terusan sungai baru, maka sungai yang lama pun tidak berfungsi lagi dan menjadi sungai mati, begitu juga dengan Dusun Blang Kabu yang kemudian memisahkan diri dari Gampong Pante, ini semua disebabkan jalan untuk sampai ke Balai Desa cukup Jauh, karena harus menaiki rakit atau memutar ke Keude Geudong terlebih dahulu dikarenakan belum adanya Jembatan seperti sekarang ini.
Setelah berpisahnya wilayah Blang Kabu dari Gampong Pante, maka timbul inisiatif dari para tokoh masyarakat untuk mengubah nama Gampong Pante sekaligus memindahkan Balai desa yang dulunya berada di wilayah Dusun Delima di hujung wilayah gampong ke Dusun Geureuto yang merupakan pusat keramaian gampong. Melihat dari literatur gampong yang sepanjang tepian sungai di kelilingi oleh tanaman daun kelor yang dalam bahasa Aceh berarti “Bak Murong”, maka di ambil lah inisiatif oleh salah satu tokoh masyarakat untuk menamai gampong dengan nama “Gampong Murong”.
Hasil dari pemekaran tersebut tinggallah dusun dalam wilayah gampong Murong menjadi 3 dusun yang dari awalnya 4 dusun yaitu :
1. Dusun Rusep
2. Dusun Geureuto
3. Dusun Delima